top of page
Gambar penulisredaksikoordinatberita

Diduga Hilang, Pendaki Gunung Lawu Asal Kediri Melalui Cemorosewu Sampai Kini belum Kembali ke Rumah

"Pendaki Asal Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Dedi Satrio, 41, Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Lawu"

Dokumen : Petugas berjaga di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Jumat (10/1/2020). (Istimewa-Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Karanganyar)
Dokumen : Petugas berjaga di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu, Jumat (10/1/2020). (Istimewa-Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Karanganyar)

KOORDINATBERITA.COM| Ali Rahmatulloh (48) Dsn.Rejowinangun RT/RW 01/02 Miggiran Pasar Kediri. Warga asal Kediri ini, melakukan pendakian ke gunung Lawu sejak Senin 24 September 2022  melalui jalur Cemorosewu yang sampai sekarang belum Kembali ke Rumah.


Sementara Satgassus Feri dan Dedy melaporkan kepada Koordinatberita.com pada, Rabu 26 Oktober 2022 menjelasaka, Pada hari Sabtu 15 Oktober 2022 jam 17.10 wib saudara Ali Rahmatulloh melakukan registrasi pendakian puncak Lawu untuk melaksanakan Ritual di puncak lawu.


Namun, dari penyisira itu menurut Feri dan Dedy belum di temukan.


"Karena kondisi cuaca yang extrim tanggal 18 Oktober 2022 saudara Feri dan Dedy satgassus Lawu mengadakan penyisiran semua pendaki di turunkan untuk antisipasi cuaca ekstrim. Kemudian Penyisiran pendaki di lanjutkan pada hari berikutnya," terang dua Satgasus.


Mengingat titik Petak menunjukan kondisi 73B2,B3,B  RPH Sarangan , BKPH Lawu Selatan. Dua anggota satgas bersama paguyuban kantin Lawu tetap kembali melakukan pencarian di puncak lawu dengan hasil nihil dan Pada 24 Oktober 2022 meluncurkan lagi tim TRC PGL, Satgas Perhutani, Petugas perhutani untuk melakukan pencarian lagi dengan hasil sampai sekarang nihil


Kronologis


Pada hari Sabtu 15 Oktober 2022 jam 17.10 wib saudara Ali Rahmatulloh melakukan registrasi pendakian puncak lawu untuk melaksanakan Ritual di puncak lawu. Karena kondisi cuaca yang extrim tgl 18 Oktober 2022 saudara Feri dan Dedy satgassus Lawu mengadakan penyisiran semua pendaki di turunkan untuk antisipasi cuaca ekstrim.


Penyisiran pendaki di lanjutkan pada hari berikutnya. Pada tgl 22 Oktober 2022 ada pihak keluarga dari saudara Alirahmatulloh melaporkan ke posko tiket cemoro Sewu bahwa saudaranya atas nama Alirahmatulloh mendaki mulai tgl 15 Oktober 2022 sampai sekarang tgl 22 Oktober 2022 belum pulang.


Berdasarkan laporan tersebut 2 Anggota satgas bersama paguyuban kantin Lawu melakukan pencarian di puncak lawu dengan hasil nihil.


Pada Tgl 24 Oktober 2022 meluncurkan lagi tim TRC PGL, Satgas Perhutani, Petugas perhutani untuk melakukan pencarian lagi dengan hasil sampai sekarang nihil.


Untuk di ketauhi, jalur pendakian Gunung Lawu di wilayah Karanganyar belum ditutup meski cuaca ekstrem mengintai. Pendaki tetap diminta ekstra waspada atas berbagai kemungkinan terburuk.


Salah satu penjaga pos pintu masuk di jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang, Bambang, mengatakan hingga saat ini belum ada instruksi penutupan jalur pendakian. Di Karanganyar ada tiga jalur pendakian puncak Gunung Lawu. Yakni via Candi Cetho di Kecamatan Jenawi, via Tambak di Kecamatan Ngargoyoso, dan Cemoro Kandang di Kecamatan Tawangmangu.


“Meskipun jalur pendakian via Cemoro Sewu di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, ditutup sejak hari ini, tetapi sampai saat ini belum ada instruksi penutupan jalur pendakian dari wilayah Kabupaten Karanganyar, baik via Candi Cetho, via Tambak, maupun via Cemoro Kandang,” ujarnya, Senin (24/10/2022).


Ia menambahkan cuaca di puncak gunung sangat dingin. Pada malam hari bisa mencapai 4 derajat Celsius. “Siang hari kadang 14 derajat Celsius, itu di bawah. Kalau di puncak pagi [dini] hari bisa 4 derajat Celsius,” ujarnya.


Oleh sebab itu, pendaki via Kabupaten Karanganyar diminta waspada dan mengantisipasi terhadap kemungkinan buruk selama pendakian. Di antaranya mempersiapkan pakaian hangat dan menambah cadangan pakaian pengganti jika pendaki kehujanan.


“Jangan lupa bawa mantel atau jas hujan. Kemudian baju-baju ditambah, jadi kalau kehujanan bisa ganti baju yang kering. Dan kalau badan tidak fit, lebih baik tidak berangkat mendaki gunung,” imbaunya.


Di sisi lain, jumlah pendaki Gunung Lawu belakangan ini tidak banyak. Selama dua pekan terakhir ini, pada hari biasa sering kali hanya ada dua orang atau bahkan tidak sama sekali yang mendaki. Sedangkan pada akhir pekan paling banyak 20 orang.


“Pendaki juga sudah memperhitungkan risiko mendaki pada cuaca ekstrem seperti sekarang ini. Sehingga yang naik juga tidak banyak. Kadang malah tidak ada sama sekali,” imbuhnya.


Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Teguh Haryono, mengonfirmasi belum ditutupnya jalur pendakian. “Jalur pendakian via Candi Cetho, via Tambak, dan via Cemoro Kandang masih dibuka,” ujarnya.

Dokumen : Istimewa-Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Karanganyar
Dokumen : Istimewa-Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Karanganyar

Kabar sebelumnya, dilangsir Solopos.com. Seorang pendaki asal Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Dedi Satrio, 41, meninggal dunia saat mendaki Gunung Lawu pada Minggu (18/9/2022).


Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, korban meninggal dunia di Pos 3 Gunung Lawu. Korban meninggal diduga karena mengalami serangan jantung saat mendaki.


Korban mendaki Gunung Lawu melalui jalur pendakian Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Minggu (18/9/2022). Korban mendaki bersama rombongannya.


Sesampai pos 3, korban diduga mengalami kelelahan. Kemudian, korban sempat beristirahat di pos 3 tersebut.


Saat itulah korban pingsan. Namun, saat dicek sekitar pukul 13.05 WIB, korban sudah meninggal dunia.


“Korban sempat mengeluh kelelahan dan kedinginan. Lalu disarankan berhenti tidak melanjutkan perjalanan. Selanjutnya sekitar pukul 09.20 WIB kondisi korban makin melemah. Lalu, temannya melaporkan kejadian itu kepada pos jaga,” kata Budi Santosa alias Budi Babi saat dihubungi, Minggu.


Selanjutnya sejumlah sukarelawan yang berada di pos jaga Cemara Sewu, termasuk sukarelawan Anak Gunung Lawu (AGL) dan lainnya naik ke pos 3 guna membantu melakukan evakuasi.


Korban dievakuasi turun melalui jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan. “Anggota AGL ikut proses evakuasi,” tuturnya.@_Kharisma

29 tampilan

Commenti

Valutazione 0 stelle su 5.
Non ci sono ancora valutazioni

Aggiungi una valutazione
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts