top of page

Pemkot Surabaya Gratiskan Tarif PDAM Khusus Warga Miskin & Perbaikan Pipa Dikawatirkan Obsesi Semata

"Ini Ingatkan Peristiwa pada Dirut Ir Mujiaman Sukirno PDAM Surabaya  ‘tak Becus’ Produksi Air Layak Minum"

“Dalam perawatan pipa PDAM itu dibutuhkan biaya sangat luar biasa. Nah, karena PDAM ini dituntut oleh masyarakat untuk memberikan layanan air yang bagus, airnya bersih, dan layak minum. Tapi dengan kualitas yang seperti itu, maka perlu perawatan lebih baik dari segi pipa maupun penjernihan air dan menghilangkan bakteri. Dari situlah PDAM ingin menaikkan tarifnya,” jelasnya.
“Dalam perawatan pipa PDAM itu dibutuhkan biaya sangat luar biasa. Nah, karena PDAM ini dituntut oleh masyarakat untuk memberikan layanan air yang bagus, airnya bersih, dan layak minum. Tapi dengan kualitas yang seperti itu, maka perlu perawatan lebih baik dari segi pipa maupun penjernihan air dan menghilangkan bakteri. Dari situlah PDAM ingin menaikkan tarifnya,” jelasnya.

KOORDINATBERITA.COM| Surabaya - Tarif layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Surabaya akan segera naik, yakni dari Rp600 menjadi Rp2600 per meter kubik. Namun, itu bisa menjadi kekawatiran saat peristiwa Direktu utama PDAM lama dimasa Ir.Mujiaman Sukirno, berjanji memproduksi air layak minum. Ternyata hal itu sebatas janji bualan saja.


Sementara disampaikan secara langsung oleh Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat berada di Ruang Kerja Balai Kota Surabaya pada Kamis (24/11/2022).

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat berada di Ruang Kerja Balai Kota Surabaya pada Kamis (24/11/2022).
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat berada di Ruang Kerja Balai Kota Surabaya pada Kamis (24/11/2022).

“Jadi, Insyaallah per-Januari (naiknya). Tapi, kemarin yang saya sampaikan itu masih diperbaiki oleh pihak PDAM, kalau sudah jadi ya akhir November ini saya sahkan,” ucapnya dalam press conference.


Ia menyatakan sepakat dengan adanya kenaikan tarif PDAM di Kota Surabaya. Mengingat, sejak belasan tahun yang lalu belum pernah ada penyesuaian harga di Surabaya.


“Dalam perawatan pipa PDAM itu dibutuhkan biaya sangat luar biasa. Nah, karena PDAM ini dituntut oleh masyarakat untuk memberikan layanan air yang bagus, airnya bersih, dan layak minum. Tapi dengan kualitas yang seperti itu, maka perlu perawatan lebih baik dari segi pipa maupun penjernihan air dan menghilangkan bakteri. Dari situlah PDAM ingin menaikkan tarifnya,” jelasnya.


Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa khusus untuk warga Surabaya dengan kategori miskin atau pramiskin, akan digratiskan.


“Saya sampaikan kalau kita mau memberi subsidi orang yang tidak mampu, dan saya minta untuk warga miskin digratiskan,” ucapnya.


Ia menjelaskan, bahwa warga miskin yang dimaksud yakni mereka yang sesuai dengan kriteria Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah tahun 2002 tentang rumah sehat sederhana.


“Dan juga terkait dengan 14 kriteria keluarga miskin yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), mulai dari lantainya dari tanah, kalau keramik pun jelek, dan rumah dengan 8 meter persegi,” ucapnya.


Dalam kesempatan itu, ia juga meminta agar warga Surabaya tetap hidup guyub, rukun, dan saling gotong royong antar sesama.


“Yang mampu mensubsidi yang tidak mampu, berarti yang mampu membayar lebih mahal, berbeda dengan yang miskin. Ini juga yang saya minta ke PDAM,” ucapnya.


Sebelumnya, tarif kenaikan awal yang diajukan oleh PDAM yaini sebesar Rp2.656, dengan catatan warga miskin juga harus ikut menyesuaikan.


“Tetapi kita kemarin tentukan menjadi 2.600 lah tidak perlu 56,” Ucapnya.


Ia berharap, dengan adanya penyesuaian tarif itu, PDAM dapat memberi pelayanan yang lebih baik lagi kepada seluruh masyarakat Surabaya.


“Dengan catatan, pertama, tidak ada lagi aliran air yang tidak mengaliri se-Surabaya. Kedua, tidak ada lagi air PDAM yang airnya susah keluar atau cuma sedikit,” pungkasnya.

"Kita ngidam,  PDAM Surabaya punya terobosan sistematis dan fantastis. Contoh, dalam hal pemasangan dan perawatan jaringan, kita berharap PDAM bisa melakukan dengan lebih cepat, mampu mengalirkan air bersih di seluruh kawasan Surabaya," tulis Tony.
"Kita ngidam,  PDAM Surabaya punya terobosan sistematis dan fantastis. Contoh, dalam hal pemasangan dan perawatan jaringan, kita berharap PDAM bisa melakukan dengan lebih cepat, mampu mengalirkan air bersih di seluruh kawasan Surabaya," tulis Tony.

Terpisa, Pimpinan DPRD Surabaya, menjelaskan atas naiknya tari PDAM yang bakal dilaksanakan pada Januari 2023. Hal itu bisa sebagai obsesi pihak pengelola PDAM, sementara untuk warga hanya bisa berharap dan 'Ngidam'.


"Kita ngidam,  PDAM Surabaya punya terobosan sistematis dan fantastis. Contoh, dalam hal pemasangan dan perawatan jaringan, kita berharap PDAM bisa melakukan dengan lebih cepat, mampu mengalirkan air bersih di seluruh kawasan Surabaya," tulis Tony.


Ia memaparkan, untuk mendukung hal itu, harus berupaya menerapkan metode pemasangan jaringan dengan dukungan mekanik yang cukup, tidak dengan tenaga manual saja.


Demikian halnya untuk penjernihan, harapan kita PDAM bisa terkesam tampil lebih smart, contoh riset untuk menemukan mesin pencacah dan pemisah air dengan teknologi dan atau filter  berkecepatan tinggi yg lebih efisien, hemat dan ramah kesehatan, sehingga untuk penjernihan tidak lagi dominan mengandalkan bahan kimia.


"Kita tau bahan baku air PDAM ada yang bersumber dari kali brantas, upaya sterilisasinya menggunakan kaporit dan tawas, sejauh ini memang masih dalam batas aman, tapi kita juga tau pencemaran sungai kan terbukti makin parah, kalau pencemaran itu tidak bisa di redusir dengan kaporit dan tawas lagi, air PDAM akan bisa berbahaya," terangnya


Lebih detailnya Tony. Kita juga masih mimpi, PDAM mampu berinovasi bikin produk  layanan baru, seperti  pemasangan jaringan air panas yang aman, syukur-syukur bisa lebih hemat biaya karena pakai tenaga surya, diedarkan ke masyarakat supaya merasakan manfaatnya.


"Kita juga berharap PDAM bisa ikut melakukan kegiatan sosial kepada masyarakat, contohnya melakukan fasilitasi  pemuda pemuda yg masih nganggur, contohmya membuat dan memasang filter air rumahan skala kecil,  air isi ulang atau kemasan dengan kwalitas yang lebih baik," jelas Tony, melalui Whatsaapnya kepada Koordinatberita.com


Tidak hanya itu saja terkait itu yakni dalam rangka edukasi masyarakat, PDAM bisa kerjasama dengan dinas  lingkungan hidup melakukan riset tentang kwalitas air diberbagai kawasan dan mempublikasikan supaya masyarakat bisa mengetahui tingkat keamanan air dilingkunganya.


Kalau hal itu bisa di lakukan, performance PDAM sebagai perusahaan daerah akan makin  jelas, disatu sisi mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, memiliki legitimasi tinggi, dan disisi lain juga bisa menjadi mesin pencetak uang pembangunan melalui deviden yang di setorkan ke pemerintah daerah dalam jumlah yang lebih besar.


Dirut PDAM Surabaya ‘tak Becus’ Produksi Air Layak Minum


Sudah sekitar satu tahun lebih empat bulan, Ir Mujiaman Sukirno menduduki kursi Direktur Utama PDAM Surabaya. Mujiaman  dilantik Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini, 16 Juni 2017 dan setelahnya ia menyatakan ke wartawan yang ngepos di Pemkot Surabaya, bahwa Mujiaman, putra kelahiran Srengat itu dapat memproduksi air PDAM layak minum, setidaknya satu tahun setelah menjabat Dirut PDAM Surabaya.


Namun kenyataannya, sampai Oktober 2018 ini,  produksi air minum PDAM Surabaya bukannya bertambah baik. Akan tetapi, air PDAM Surabaya semakin buthek, bahkan tampak koloid kekuning-kuningan.


Sehingga, air minum produksi PDAM yang diterima ratusan ribu pelanggan -secara fisik- berwarna, dan  berasa serta  berbau.


Mau atau tidak, produksi air minum PDAM Surabaya tidak mencerminkan kualitas sebagaimana diamanatan dalam  Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.


Dimana, Pasal 1 Permenkes tertanggal 19 April 2010 ayat (1) berbunyi, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.


Banyak pelanggan PDAM Surabaya, yang  mana mereka adalah masyarakat Kota Surabaya, seperti disampaikan Cak Gufon Niam, Cak Wanto, Cak Mudji, Ning Endang, bahkan warga Perak Barat, Choirul, serta Bu Arsih, warga Jl Ngagel,  kesemuanya senada mengatakan, produksi air minum PDAM Surabaya dalam satu tahun belakangan warnanya buthek terus.


“Awalnya kecoklat-coklatan, muncul serpihan bak serbuk dan akhinya warna airnya  kehitam-hitaman jika dibiarkan dalam tiga hari,” ulas Bu Asih dan Ning Endang yang tinggal tak jauh dari instalasi Ngagel 1,2,3 meskipun bukan wilayah kompkeks PDAM Surabaya sendiri.


Yang pasti, warga Kota Surabaya tidak melupakan janji Ir Mujiman, setelah dilantik sebagai Dirut PDAM Surabaya  16 Juni2017 lalu, ia beranji di berbagai media massa, bahwa  Mujiaman berjanji dapat mengubah produksi air PDAM yang kotor menjadi air layak minum, setidaknya dalam jangka waktu satu tahun.


“Sekarang, Oktober 2018, masa jabatan Mujiaman, Dirut PDAM Surabaya  sudah menapak satu tahun empat bulan, akan tetapi, air produksi PDAM Surabaya semakin serem warnanya, buthek, kecoklat-coklatan dan bahkan ada pelanggan yang menerima air PDAM berwarna hitam,” kata Cak Gufron Niam yang tercatat sebagai pengurus Dewan Pelanggan PDAM Surabaya itu.


Cak Gufron mengakui, musim kemarau seperti saat ini baku mutu air Kalimas sebagai bahan baku air minum PDAM mengalami sedikit masalah, munculnya polutan yang larut di air permukaan  Kali Surabaya. Bisa jadi produksi air minum produksi PDAM Surabaya kualitasnya menurun pada musim kemarau.


Akan tetapi, Cak Gufron mempertanyakan, mengapa pada setiap musim penghujan yaitu antara November sampai Mei, justru produksi air PDAM Surabaya tetap secara fisik berbau, berwarna dan berasa, tidak layak untuk diminum?


“Kami menagih janji Ir Mujiiaman, yang saat menjabat Dirut PDAM Surabaya akan memproduksi air layak minum. Tolong disampaikan alasannya ya Pak Mujiaman, mengapa Anda, DirutPDAM Surabaya tetap tidak mampu memprooduksi air layak minum?” ulas Cak Gufron seraya menghitung dirut-dirut PDAM yang juga obral janji memproduksi air minum. Dirut-dirut itu adalah Ir Selim, Drs Ashari, Drs Sunarno dan kini Ir Mujiaman.


Cak Gufron menyebut PDAM Surabaya memiliki instalasi Ngagel 1, 2, 3 dan Karang Pilang 1, 2 dan 3, yang kesemuanya diprediksi mampu memproduksi air minum sekitar 10.000 liter/detik, yang dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 3 juta jiwa warga Kota Surabaya.


Sejumlah warga mengeluhkan kondisi air nyang buthek dan bau.


Sementara ini jumlah pelanggan PDAM Surabaya sektar 500 bangunan, 90 persen rumah tangga. Jika diasumsikan setiap rumah tangga dihuni 5 jiwa dengan pemakaian air minum 35 M3/bulannya, maka rata-rata setiap jiwa mengkonsumsi air minum sekitar 1,16 M3/bln, sehiingga produksi air PDAM yang 10.000 liter/detik masih berlimpah untuk warga kota Surabaya.


Dengan kata lain, seharusnya tidak ada warga kota Surabaya yang sektar 2,5 juta jiwa yang tinggal di pinggiran Surabaya tidak terlayani air minum.


“Mengapa dengan produksi 10.000 liter/detik produksi air minum PDAM debit dan tekanannya tidak mampu mencapai ke pingggiran Kota Surabaya?” UlasWanto yang juga pelanggan di Surabaya pusat.


Ia menambahkan, di zaman Belanda sampai Orde Baru, PDAM membangun ratusan reservoar, yang antara lain sebagai bak penampungan air, distribusi air minum ke daerah yang tinggi, reservoir sekaligus kanalisasi pengendapan kotoran dari hasil proses penjernihan.


Memang, kata CakWanto, proses penjernihan baku mutu air kali Surabaya dari flokulasi atau pengadukan cepat dan lambat sampai akhirnya filtrasi di instalasi Ngagel, serta Karang Pilang, air produksi PDAM Surabaya layak minum sesuai Permenkes, yang secara fisik air minum tidak berbau, tidak berasa dan tidakberwarna.


Ternyata setelah air minum dialirkan ke sekitar instalasiya itu di Ngagel, justru air produksi PDAM Surabaya tetap buthek, kehitam-hitaman dalam satu tahun belakangan. Artinya Mujiaman, alumni ITS jurusan kimia itu ‘tidak becus’ mengelola PDAM Surabaya yang berbasis perpipaan itu.


Semasa Dirut PDAM Surabaya dijabat M Selim, sela Cak Gufron, penyebab butheknya produksi air minum PDAM Surabaya akibat di antaranya limbah abu gunung sampai limbah komunal rumah tangga  ditangani dengan cara memanajemeni permasalahan lumpur, yang merupakan produksi ikutan PDAM Surabaya.


Lumpur itu hasil dari air Kali Surabaya, dimana asal-usulnya adalah abu gunun muda atau abu vulkanik yang mengalir dari sumbernya, yaitu dari aliran air Gunung Kelud.


Kata Cak Gufron,  Dirut PDAM Suraaya saat dijabat M Selim dapat mengeliminir sumber lumpur yang asalnya dari abu vulkanik Gunung Kelud dengan cara rekayasa teknologi.


“Jadi menurut saya, Dirut PDAM Surabaya saat ini, Ir Mujiaman harus belajar pada masa lalu, sebab Mujiaman bukan berlartarbelakang air minum perpipaan, akan tetapi Mujiaman itu manajer sales perusahaan bahan kimia untuk penjernihan air bagi pembangkit listriik,” ujarnya.


Sebagaimana diberitakan banyak media, Mujiaman menggeber proyek pembangunan ribuan reservoir yang nilainya sekitarRp 352 Miliar, diantaranya untuk penjernihan. Akan tetapi, kenyataannya  PDAM Surabaya tetap memproduksi air kotor, yang tidak sesuai dengan syarat yang  ditetapkan Permenkes 2010.


Sementara itu sejumlah manajer di PDAM Surabaya menyebut, bahwa PDAM memprioritaskan produksi PDAM Surabaya dapat didistribusikan sampai pelosok kelurahan di pinggirankota Surabaya.


Sedang  Ir Mujiaman Sukirno Dirut PDAM Surabaya menyatakan, pihaknya berupaya memproduksi air minum secara bertahap, mulai dari Ngagel yang merupakan kawasan instalasi penjernihan air minum PDAM. Diharapkan, produksi PDAM yaitu air layak minum dimulai dari Ngagel, terus menyebar di seluruh Surabaya.@_Oirul


11 tampilan
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page