Ditengah Corona, Sri Mulyani Ngotot Naikkan Cukai Rokok 12,5 Persen pada 2021
- redaksikoordinaberita
- 10 Des 2020
- 2 menit membaca

Koordinatberita.com| JAKARTA~ Wow, akhirnya cukai rokok naik setelah sekian banyak pergolakan dan pro-kontra!
Menteri Keuangan Sri Mulyani secara resmi menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok rata-rata sebesar 12,5 persen pada 2021. Kenaikan berlaku mulai 1 Februari 2021. Meski mengaku cukup rumit baginya untuk memformulasikan kenaikan tarif cukai di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, kenaikan harus dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal.
Sri mengatakan, keputusan diambil dengan memperhatikan keberlangsungan tenaga kerja di industri terkait, petani tembakau, maupun industri itu sendiri.
"Dengan komposisi tersebut maka rata-rata kenaikan tarif cukai adalah sebesar 12,5 persen," katanya pada konferensi pers secara daring, pada Kamis (10/12).
Adapun rincian kenaikannya,Ā untukĀ CHT jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) golongan 1 naik 18,4 persen.Ā SPM golongan 2A naik sebesar 16,5 persen. Lalu, untuk SPM golongan 2B naik 18,1 persen.
Sementara, untuk industri rokok padat karya yang mempekerjakan banyak buruhĀ atau Sigaret Kretek Tangan tidak mengalami kenaikan.
"Sigaret kretek tangan cukai hasil tembakaunya tidak dinaikkan atau kenaikan 0 persen," imbuh Ani.
MenkeuĀ berharap keputusan dapat menyeimbangkan antara pemangku kepentingan di industri tersebut sekaligus menekan konsumsi masyarakat dengan mengurangiĀ keterjangkauan rokok di pasaran.
Meski Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku cukup rumit baginya untuk memformulasikan kenaikan tarif cukai di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya, kenaikan harus dilakukan dengan mempertimbangkan banyak hal.
Salah satunya, keberlangsunganĀ usaha dan hidup banyak orang. Namun, ia menyebut pandemiĀ masalah itu tak bisa jadi alasan pemerintah untuk ragu dalam menekan konsumsi rokok, termasuk melaluiĀ kenaikanĀ CHT yang berimbas langsung pada harga jual.
Harapannya, denganĀ kenaikan harga rokok, daya beli masyarakat (affordability) dapat ditekan sehingga dapat diikuti dengan menurunnya konsumsi.
āSesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, prevalansi merokok untuk anak-anak usia 10-18 tahun ditargetkan turun ke level 8,7 persen pada 2024,ā kata Sri pada Kamis (10/12/2020).
Selain memperhatikan kesehatan masyarakat, Ani akrab sapaannya, juga mengatakan nasib sekitar 158 ribu tenaga kerja atau buruh yang bekerja di pabrik rokok juga menjadi perhatiannya.
Oleh karena itu, khusus untuk golongan Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau rokok yang menyerap paling banyak tenaga kerja dikecualikan alias tidak mengalami kenaikan.
āDi sisi lain, kenaikan harga rokok juga berkaitan erat dengan kelangsungan industri beserta 526 ribu petani tembakau,ā jelasnya
Dengan alasan menjaga keseimbangan, pihaknya memutuskan kenaikan CHT tidak setinggi tahun ini yang secara rata-rata naik 23 persen atau dua kali lipat dari kenaikan 2021.
Diketahui, untukĀ Ā CHTĀ jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) golongan I naik 18,4 persen.Ā SPM golongan IIA naik sebesar 16,5 persen. Lalu, untuk SPM golongan IIB naik 18,1 persen.
Untuk Sigaret Kretek Mesin (SKM) golongan I naik sebesar 16,9 persen. SKM golongan IIA naik 13,8 persen. Kemudian, SKM golongan IIB naik sebesar 15,4 persen.
Selain itu, Menkeu juga memberi solusi dengan mendorong ekspor rokok sehingga tembakau petani dapat diserap dan menjaga jumlah memproduksi industri di dalam negeri.
Dukungan diberikan dalam bentuk fasilitas penundaan pita cukai untuk pelaku lokal yang melakukan ekspor. Penundaan diberikan selama 30 hari dari semula 60 hari menjadi 90 hari.
āSelain itu, ia menyebut pemerintah juga akan getol memberikan sosialisasi untuk melatih petani tembakau melakukan diversifikasi pertanian agar mereka tak lagi menggantungkan hidupnya dari panen tembakau,ā pungkasnya.
ąøąø§ąø²ąø”ąøąø“ąøą¹ąø«ą¹ąø