top of page

BI: Surplus Neraca Perdagangan Jaga Ketahanan Eksternal Perekonomian Indonesia


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022 kembali mencatat surplus USD2,90 miliar, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar USD7,56 miliar. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022 kembali mencatat surplus USD2,90 miliar, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar USD7,56 miliar. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.

KOORDINATBERITA.COM| Jakarta: Bank Indonesia (BI) memandang, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022 telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2022 kembali mencatat surplus USD2,90 miliar, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar USD7,56 miliar. Kinerja positif tersebut melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.


"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Juni 2022.


Surplus neraca perdagangan Mei 2022 bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah penurunan defisit neraca perdagangan migas. Pada Mei 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat USD4,75 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD9,95 miliar.


Erwin menambahkan, perkembangan tersebut ditopang oleh ekspor nonmigas yang tetap kuat yaitu sebesar USD20,01 miliar pada Mei 2022, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar USD25,89 miliar.


"Tetap positifnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel dan tembaga didukung oleh harga global yang masih tinggi," ungkapnya.


Ditinjau dari negara tujuan, ia menyebut, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap kuat. Adapun impor nonmigas masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.


"Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun dari USD2,38 miliar pada April 2022 menjadi USD1,86 miliar pada Mei 2022, sejalan dengan kenaikan ekspor migas di tengah penurunan impor migas," pungkas dia.@_**

47 tampilan
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page