Mahasiswa ITS Rancang Mercusuar Vateguard Dibangun di Atas Laut

Koordinatberita.com,(Surabaya)– Inovasi bangunan menara suar/Mercusuar yang tercetus dari gagasan 3 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya seolah menjadi pengembangan mercusuar yang selama ini ada di Indonesia. Ide bangunan menara suar dari rancangan mahasiswa ITS ini rencananya dibangun di atas laut.

“Tidak seperti mercusuar kebanyakan yang dibangun di atas sebuah pulau. Mercusuar Vateguard, yang merupakan kependekan dari the Private Eye and the Guardian ini dirancang untuk dapat berdiri kokoh di atas laut,” tutur Muhammad Rizky Syarifudin, mahasiswa ITS di Surabaya, Rabu (28/11/2018).
Udin, sapaan akrab Muhammad Rizky Syarifudin ini mengatakan, mercusuar di atas laut tersebut dengan memanfaatkan prinsip bangunan offshore (lepas pantai). Menurutnya, mercusuar ini dibentuk menyerupai Jacket (jenis bangunan lepas pantai yang memiliki kaki dan menancap hingga lapisan tanah di dalam laut).
“Hanya saja, terdapat perbedaan pada rancangan rangka kaki, bahan dasarnya, dan juga adanya mercusuar pada bagian atas bangunannya,” ungkap Udin yang berkolaborasi melibatkan dua mahasiswa ITS lainnya ini.
Udin bersama Ferdita Syalsabila dan Indah Aqnaita Tidar Yasmin dari Departemen Teknik Kelautan ITS ini menjelaskan, bangunan mercusuar ini, tak ubahnya seperti membuat sebuah patok untuk Indonesia. Mercusuar ini, kata Udin, akan menjadi penanda batas wilayah Indonesia bagi pulau-pulau terluarnya. “Di mana saat pulau terluar Indonesia itu akan hilang, maka wilayah Indonesia tidak akan semakin menyempit, tapi masih tetap dengan wilayah utuhnya,” ulas mahasiswa berkacamata ini.
Ia menambahkan, selain berfungsi untuk mencegah pengurangan wilayah karena aturan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), mercusuar tersebut dapat juga dijadikan sebuah pangkalan militer. Alasannya, Mercusuar Vateguard memang dirancang agar mampu menjadi pangkalan militer Angkatan Laut Indonesia, yang di dalamnya terdapat berbagai sarana penunjang pertahanan dan keamanan nasional. “Sekaligus, proyek mercusuar ini turut mengurangi tingkat penangkapan ikan secara ilegal yang dilakukan nelayan luar yang tidak berhak memancing ikan di wilayah Indonesia,” jelas Udin.
Gagasan unik berupa pembuatan mercusuar pada salah satu wilayah terluar perairan Indonesia ini akan menjadi penanda batas wilayah Indonesia. Berdasarkan beberapa penelitian dan jurnal terkait, lanjut Udin, daerah terluar Indonesia yang berupa pulau yang menjadi perwakilan garis pantai wilayah Indonesia berdasarkan acuan ZEE memiliki berbagai ancaman.
“Baik ancaman yang saat ini, maupun sedang terjadi, ataupun yang diperkirakan bakal terjadi dalam beberapa waktu yang akan datang,” ungkap Udin yang didapuk sebagai ketua tim perancang Mercusuar Vateguard dengan antusias.
Dijelaskan, adanya potensi tenggelamnya pulau-pulau kecil di daerah terluar tersebut, dipastikan memberikan berbagai kerugian bagi Indonesia, salah satunya berkurangnya luas daerah Indonesia. Global Warming (pemanasan global) dan gempa bumi disinyalir juga menjadi ancaman lenyapnya pulau-pulau tersebut.
“Kami berharap, gagasan ini dapat dikembangkan lebih matang lagi, khususnya pihak yang berwenang dalam urusan maritim mampu mewujudkannya,” harapnya.
Sementara, ide inovatif ini telah berhasil menyabet juara I pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional (LKTIN) El Nino yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Oseanografi (HIMAOSE) Universitas Diponogoro (Undip), akhir Oktober lalu. Gagasan Mercusuar Vateguard yang diikutkan dalam lomba bertema ‘Meningkatkan Peran Generasi Muda sebagai Lentera Bangsa dalam Membangun Kedigdayaan Nusantara sebagai Negara Poros Maritim’ itu dianggap unik oleh juri dan diyakini mampu menjadi alternatif yang inovatif. @_MS/Oirul