top of page

Di Hadapan Global Forum of MUFPP, Wagub Emil Tekankan Pentingnya Ketahanan Pangan


Wagub yang akrab disapa Emil ini menyebutkan, bahwa kebijakan pangan yang baik dari suatu daerah adalah indikator penting bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. (Foto:  Dokhum)
Wagub yang akrab disapa Emil ini menyebutkan, bahwa kebijakan pangan yang baik dari suatu daerah adalah indikator penting bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. (Foto: Dokhum)
Koordinatberita.com| NGANJUk— Masih dalam suasana peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober lalu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak kembali menekankan pentingnya kebijakan-kebijakan seputar ketahanan pangan bagi suatu daerah

"Akses terhadap pangan, sandang, dan keamanan adalah tugas paling dasar dari setiap pemimpin daerah terhadap masyarakatnya. Karenanya, sudah menjadi komitmen Pemprov Jatim untuk menyediakan pangan berkualitas yang mudah diakses oleh masyarakat," sebut Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dalam 7th Global Forum of Milan Urban Food Policy Pact - United Cities and Local Government (MUFPP - UGLC) yang dihadiri secara virtual di Command Center Kabupaten Nganjuk, Kamis (21/10).


Wagub yang akrab disapa Emil ini menyebutkan, bahwa kebijakan pangan yang baik dari suatu daerah adalah indikator penting bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.


"Kebijakan publik adalah hal paling utama bagi terwujudnya _sustainable society_. Oleh karenanya, ketersediaan panga ini harus dipastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses terhadap sistem pangan yang sehat," sebut Emil.


Dalam paparannya, Emil menegaskan bahwa upaya-upaya Jatim dalam memerangi kesulitan pangan di masa pandemi sangat detail dan dilakukan tepat sasaran.


Selama 2020-2021, terdapat 3.8 juta masyarakat terdampak Covid-19. Kondisi tersebut berimbas pada meningkatnya jumlah bantuan pangan dari Pemprov Jatim yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).


"Dalam program ini, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menerima kartu dengan saldo dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang dapat digunakan untuk mendapat sejumlah sembako. Bantuan pangan dari Pemprov Jatim meningkat di angka 3.8 juta, dan bantuan itu kami salurkan dalam bentuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)," paparnya.


"Pemprov Jatim memfasilitasi para penerima manfaat dengan kartu yang dapat mereka gunakan untuk mendapatkan bantuan pangan berupa sembako di kios-kios tertentu," lanjutnya.


Tak hanya memastikan ketahanan pangan tercukupi, Emil menyebut, Pemprov Jatim juga mengupayakan kesejahteraan para petani di seluruh Bumi Majapahit.


Pihaknya bersyukur, bahwa produktivitas petani sama sekali tidak menurun di masa Pandemi Covid-19.


"Program yang diinisiasi oleh Ibu Gubernur ini diharap dapat menguntungkan petani Jatim juga. Rutinitas sehari-hari mereka diamati tidak berubah, masih tetap produktif dengan hasil panen yang melimpah," sebut mantan Bupati Trenggalek itu.


Atas hal itu, Emil mengatakan bahwa langkah BPNT dengan memanfaatkan hasil panen yang disortir dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) terdekat. Langkah itu merupakan upaya untuk memastikan agar petani-petani lokal juga mendapatkan pasar pada panen mereka.


"Karena itu, sumber pangan kami sortir dari Gapoktan di daerah itu. Ini adalah upaya kami untuk menciptakan pasar bagi para petani lokal, mengingat kesejahteraan petani juga merupakan prioritas Jatim," jelasnya.


Mengingat turun naiknya harga komoditas panen di pasaran, Emil menekankan pentingnya intervensi dan monitor pemerintah dalam menyeimbangkan harga pangan. Seperti, menaikkan harga suatu komoditas untuk menutupi kerugian dari harga komoditas lain yang tengah defisit.


"Harga komoditas yang berlaku dibuat bervariasi dari satu kota ke kota lain guna menyeimbangkan harga dengan daerah lain yang mengalami defisit. Ini untuk memantau kenaikan dan penurunan harga hasil bumi," jelasnya.


Langkah intervensi lain yang diambil Pemprov Jatim meliputi intervensi _on farm_ (di pertanian). Dimana produksi bibit unggul dan kontrol kualitasnya menjadi prioritas.


Terdapat juga intervensi _off farm_ (setelah proses panen) yang berfokus pada pengembangan produk komoditas hasil panen dan peningkatan teknologi pertanian.


Setelah itu, proses ini berlanjut pada pengawasan menyangkut pemasaran serta distribusi, yang melibatkan branding, promosi, sertifikasi produk, serta pasar tani.


Sementara dalam upaya ekspor, Emil menambahkan, bahwa Pemprov Jatim juga memudahkan akses terhadap pasar internasional, ekuivalensi dan rekognisi, serta pemenuhan protokol ekspor bagi komoditas panen petani Jatim.


"Bentuk intervensi dilakukan on farm, off farm, serta dalam bidang pemasaran dan ekspor. Ini termasuk upaya peningkatan teknologi di bidang pertanian, memperpanjang usia penyimpanan hasil panen, dan menciptakan harga yang wajar di pasaran." terangnya.


Diakhir paparannya, Emil berharap, agar semua lapisan masyarakat, utamanya petani, dapat saling bersinergi dalam mengamankan asupan pangan Jawa Timur, dan menghasilkan timbal balik yang menguntungkan bagi semua pihak.


"Setiap Gapoktan di Jatim dapat mengambil bagian dalam ketahanan pangan Jawa Timur, ini dengan harapan kita semua dapat saling menguntungkan dan sukses memerangi dampak Covid-19," ujarnya.

@_Siswanto
69 tampilan
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page