top of page

Semua Lahan Pertanian Mojokerto Terancam Kekeriangan Dan Air Bersih

  • 16 Sep 2019
  • 3 menit membaca

“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur Klaim Irigasi Tidak ada Masalah”

Koordinatberita.com (Surabaya)- Diperidiksi semua lahan pertanian di semua wilayah Kabupaten Mojokerto dalam musim kemarau ini, akan terancam kekeringan dan mendapatkan aIr bersih lebih-lebih air minum. Pasalnya ada beberapa waduk yang ada wilayah tersebut sudah mengalami kekeringan.

Namun saat Koordinatberita.com saat konfirmasi, sepertinya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mengklaim, tidak ada masalah irigasi pertanian di wilayahnya selama musim kemarau tahun ini. Padahal beberapa waduk ada yang mulai kekeringan dan airnya sudah mulai habis.

Hal itu disampaikan oleh Ari Pudji Astomo, selaku PPID Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov Jatim.


"Irigasi, hingga saat ini Insya Allah tidak ada keluhan," ucap Ari kepada awak media ketika ditemui di kantornya, Senin (16/9/2019).


Pernyataan ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Dimana terdapat puluhan waduk penampungan air, yang selama ini digunakan para petani untuk mengaliri lahan mereka, kondisinya kering. Terutama di wilayah Mojokerto.


Dari data yang ada, sedikitnya 61 waduk penampungan air di 11 kecamatan di Mojokerto mengalami kekeringan. Diantaranya di Kecamatan Jetis, Gedeg, Kemlagi dan Dawarblandong.


Ari pun menyampaikan, pihaknya akan segera membantu suplai air untuk mengaliri lahan para petani bila dibutuhkan. Sebab, bantuan tersebut sudah menjadi program Dinas SDA Pemprov Jatim. Akan tetapi, bantuan hanya diberikan bagi lahan petani dengan jenis tanaman palawija. Seperti jagung, kacang dan sejenisnya.


Sedangkan lahan yang ditanam padi, kata dia, tidak ada bantuan. "(Bantuan air) Ini direncana tatanan kita. Itu untuk (musim) kemarau ini, kemarau, memang kemarau, tidak ada untuk tanam padi di semua tempat," kata Ari.


"Tapi, (untuk tanam) palawija," imbuhnya.


Dan menurutnya, pasokan air yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian jenis tanaman ini, mencukupi.


"Karena kebutuhan untuk tanaman (palawija) ini kan tidak terlalu banyak, berbeda dengan padi," tandas Ari.


Namun, kembali ia tegaskan jika tidak ada masalah dengan irigasi pertanian di Jawa Timur. Pasalnya, sejauh ini tidak ada keluhan yang diterima Dinas SDA Pemprov Jatim seputar permasalahan yang ada.


"Alhamdulillah sampai sekarang laporan (kekurangan air irigasi) sampai saat ini, masih nihil," tutupnya.


Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 61 waduk penampung air di Mojokerto mengalami kekeringan sejak dua bulan lalu. Akibatnya, hektaran sawah serta kebutuhan air bersih bagi masyarakat tak terpenuhi.


Dari 61 waduk yang mengering itu, tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Yaitu, wilayah utara sungai Brantas di Kecamatan Jetis sejumlah tiga waduk, Kecamatan Kemlagi ada tujuh waduk, dan terbanyak Kecamatan Dawar, sebanyak 36 waduk.


Sedangkan, delapan waduk tersebar di Kecamatan Sooko, dan masing-masing satu waduk di Kecamatan Bangsal, Kuterejo, Pungging, dan Kecamatan Puri.emerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur mengklaim, tidak ada masalah irigasi pertanian di wilayahnya selama musim kemarau tahun ini.


Hal itu disampaikan oleh Ari Pudji Astomo, selaku PPID Dinas Sumber Daya Air (SDA) Pemprov Jatim.


"Irigasi, hingga saat ini Insya Allah tidak ada keluhan," ucap Ari kepada awak media ketika ditemui di kantornya, Senin (16/9/2019).


Pernyataan ini bertolak belakang dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Dimana terdapat puluhan waduk penampungan air, yang selama ini digunakan para petani untuk mengaliri lahan mereka, kondisinya kering. Terutama di wilayah Mojokerto.


Dari data yang ada, sedikitnya 61 waduk penampungan air di 11 kecamatan di Mojokerto mengalami kekeringan. Diantaranya di Kecamatan Jetis, Gedeg, Kemlagi dan Dawarblandong.


Ari pun menyampaikan, pihaknya akan segera membantu suplai air untuk mengaliri lahan para petani bila dibutuhkan. Sebab, bantuan tersebut sudah menjadi program Dinas SDA Pemprov Jatim. Akan tetapi, bantuan hanya diberikan bagi lahan petani dengan jenis tanaman palawija. Seperti jagung, kacang dan sejenisnya.


Sedangkan lahan yang ditanam padi, kata dia, tidak ada bantuan. "(Bantuan air) Ini direncana tatanan kita. Itu untuk (musim) kemarau ini, kemarau, memang kemarau, tidak ada untuk tanam padi di semua tempat," kata Ari.


"Tapi, (untuk tanam) palawija," imbuhnya.


Dan menurutnya, pasokan air yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian jenis tanaman ini, mencukupi.


"Karena kebutuhan untuk tanaman (palawija) ini kan tidak terlalu banyak, berbeda dengan padi," tandas Ari.


Namun, kembali ia tegaskan jika tidak ada masalah dengan irigasi pertanian di Jawa Timur. Pasalnya, sejauh ini tidak ada keluhan yang diterima Dinas SDA Pemprov Jatim seputar permasalahan yang ada.


"Alhamdulillah sampai sekarang laporan (kekurangan air irigasi) sampai saat ini, masih nihil," tutupnya.


Diberitakan sebelumnya, Sebanyak 61 waduk penampung air di Mojokerto mengalami kekeringan sejak dua bulan lalu. Akibatnya, hektaran sawah serta kebutuhan air bersih bagi masyarakat tak terpenuhi.


Dari 61 waduk yang mengering itu, tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Yaitu, wilayah utara sungai Brantas di Kecamatan Jetis sejumlah tiga waduk, Kecamatan Kemlagi ada tujuh waduk, dan terbanyak Kecamatan Dawar, sebanyak 36 waduk.


Sedangkan, delapan waduk tersebar di Kecamatan Sooko, dan masing-masing satu waduk di Kecamatan Bangsal, Kuterejo, Pungging, dan Kecamatan Puri.@_A6M

 
 
 

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
Single Post: Blog_Single_Post_Widget
Recent Posts
Kami Arsip
bottom of page